Pages

Selasa, 13 Oktober 2015

On a scale of 1 to 10, How would you rate your pain?

Saya yakin untuk sebagian besar kalangan, kalimat di atas terasa tidak asing untuk dibaca. Yap, Siapa yang tidak kenal dengan tokoh di bawah ini?


Booming setelah dirilis pada 7 November 2014, Film “Big Hero 6” adalah film 3D superhero animasi komputer yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios, berdasarkan dari tim superhero Marvel Comics dengan nama yang sama. Film yang disutradarai oleh Don Hall dan Chris Williams ini menjadi film animasi yang ke-54 di Walt Disney Animated Classics Series.

Meski didasarkan pada komik Marvel yang berjudul sama, namun banyak perubahan seperti nama, latar lokasi, asal etnis karakternya, latar belakang cerita, dan sedikit alur ceritanya. Dua karakter penting dari komik Big Hero 6, Silver Samurai dan Sunfire tidak masuk ke dalam film Big Hero 6 ini. Sebab, 20th Century Fox telah mengambil mereka untuk afiliasi dalam X-Men.

Penjelasan di atas mencoba menjawab sebagian dari pertanyaan nomor 1 dalam tugas sosiologi antropologi saya. Karena tuturan di atas merupakan profil singkat mengenai salah satu film yang saya sukai.

Mengambil tempat yang merupakan kombinasi antara San Fransisco dan Tokyo lalu dinamakan San Fransokyo, “Big Hero 6” bercerita mengenai kisah tokoh utama bernama Hiro Hamada dan robot penyembuh bernama Baymax.



Big Hero 6 bercerita tentang seorang anak bernama Hiro Hamada yang sangat terobsesi dengan dunia robot. Hiro adalah anak cerdas yang mampu menyelesaikan sekolahnya lebih cepat dari usia yang seharusnya. Ia merupakan bocah jenius yang lulus SMA pada usia 14 tahun. Dia menyalurkan keahlian robotiknya di arena adu robot yang illegal dan awalnya melecehkan dunia perkuliahan yang dijalani kakaknya (Tadashi).

Tapi pandangan Hiro berubah setelah Tadashi membawanya ke lab kampus dan berkenalan dengan teman-teman kakaknya yang sedang melakukan aneka percobaan menakjubkan tentang pemanfaan sains dan teknologi.

Tadashi memperkenalkan Baymax, inflatable robot karyanya, yang berfungsi seperti suster cerdas yang melayani kesehatan pasiennya. Apalagi di lab itu Hiro bertemu dengan Prof Callaghan, kepala lab yang sangat dihormati di dunia robotik karena karya-karyanya.

Agar bisa diterima menjadi mahasiswa, Hiro mengikuti turnamen karya dengan menciptakan mikrobot yang dikontrol secara mental, yang dapat menyatu menjadi bentuk-bentuk seperti yang dibayangkan pikiran. Penemuan ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol robot melalui pikiran dan imajinasi yang ada dalam diri mereka.

Ironisnya, setelah Hiro berhasil menemukan teknologi terobosan baru dan mempresentasikannya, gedung tempat pameran berlangsung mengalami kebakaran. Tadashi yang mencoba menyelamatkan Profesor Callaghan yang masih berada di dalam, tewas seketika. Tragedi kematian kakaknya membuat Hiro patah semangat.

Kesedihan mendalam dialami oleh Hiro. hingga kemudian ia menenmukan robot sang kakak, Baymax dan berujung pada petualangan mengejar penjahat misterius. Baymax merupakan robot menggemaskan bertubuh tambun.

Baymax memiliki kemampuan untuk merawat orang sakit dengan teknologi canggih. Tiap kali mendengar orang berteriak 'Aw', Baymax dengan otomatis akan memeriksa orang tersebut. Robot ini telah diprogram dengan karakter yang santun.

Suatu hari, Hiro tidak sengaja mengaktifkan Baymax, secara bersamaan dia menemukan 1 microbot di saku jaketnya, microbot itu membawa mereka berdua ke satu rumah gudang yang sudah ditinggalkan.

Di tempat tersebut, Hiro menemukan bahwa seseorang telah menggandakan microbots ciptaannya dalam jumlah yang sangat banyak. Kemudian, dia diserang oleh orang bertopeng yang mengendalikan microbots ciptaannya. Hiro dan Baymax mampu meloloskan diri, dan pergi ke kantor polisi.

Ia mencoba melapor, namun  ia tidak dapat meyakinkan polisi tentang dirinya yang diserang oleh orang bertopeng, lalu akhirnya ia memutuskan untuk menangkap orang bertopeng itu sendiri. Dan ternyata, Baymax memiliki potensi lebih dari yang diperkirakan. Mulai saat itu pulalah Hiro bereksperimen dengan Baymax.

Dia memperbaharui Baymax dengan armor ciptaannya, dan memasangkan Baymax chip petarung. Dari sinilah petualangan Hiro dan Baymax dimulai untuk menemukan pria yang memakai topeng kabuki yang ia curigai dalang di balik terbunuhnya Tadashi sang kakak.

Hiro akhirnya membentuk tim yang bernama Big Hero 6 yang terdiri dari Wasabi, Honey Lemon, GoGo Tomago, Fred, Baymax dan dirinya sendiri. Setelah itu, petualangan pun dimulai.


Dibalik cerita mengharukan ini, terdapat fakta menarik mengenai tokoh Baymax yang sangat fenomenal dalam fim ini. Dan salah satu fakta ini membuat saya lebih tertarik dengan film ini. Yaitu bahwa  Baymax si robot tiup yang dibuat dari vinyl dan dirancang untuk nyaman dipeluk itu terinspirasi dari soft robotics yang diteliti di Universitas Carnegie Mellon. Dan rancangan wajah Baymax sendiri terinspirasi berdasarkan lonceng Jepang bernama Suzu.

Walaupun termasuk film anak-anak, Big Hero 6 ini tetap menarik untuk ditonton orang dewasa. Saya sangat menikmati menonton aksi Hiro, Baymax dan teman-temannya sejak awal hingga akhir. Unsur hiburannya kuat. Alur cerita film-nya cukup kompleks dan menggugah emosi, menceritakan tentang kehidupan dunia remaja dengan tantangan-tantangan eksistensialnya. Juga mengenai berbagai dilema moral yang dikemas secara indah.

Hal pertama yang membuat saya menyukai Big Hero 6 sejak menit pertama adalah kualitas animasinya. Detail eksekusi yang menurut saya sangat keren, tokoh-tokohnya terlihat sangat realistis dalam gerakannya, setting tempat dan pencahayaannya terlihat dikerjakan dengan sangat serius.

Hal kedua yang menarik adalah mengenai Alur ceritanya. Sejak awal ditampilkan dengan alur cerita maju mundur,  di dalam cerita ini juga penuh dengan kejutan namun tetap dengan nuansa humor yang sangat kental. Gaya bercerita ini terus berjalan sepanjang film dan membuatnya bisa dinikmati oleh penonton dengan rentang usia yang sangat lebar, mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Hal ketiga yang menarik untuk saya mengenai pesan moral cerita yang dibawakan dengan cara indah dan tersirat, tidak dibangun melalui percakapan tetapi melalui setting cerita. Ada beberapa dilema moral yang sebenarnya berat tapi menurut saya tetap dibawakan dengan cara ringan tanpa kehilangan esensinya. Pesan moral dalam film ini relevan dalam dunia nyata, untuk anak-anak, remaja bahkan dewasa.

Film ini menceritakan bagaimana kehidupan remaja yang membutuhkan tantangan yang sehat dan bagaimana Tadashi “mengajari” adiknya secara baik dengan metode yang berbeda. Juga bagaimana Hiro menghadapi kesedihan saat kehilangan orang yang ia cintai. Dalam film ini juga dikisahkan bagaimana kejahatan bisa berasal dari kesedihan, sakit hati, dan dendam.

Film ini menyampaikan mengenai pentingnya pendidikan. Dapat kita lihat ketika Hiro mengalami masalah dan dibantu oleh kakaknya, Tadashi. Sang kakak kuliah di sebuah universitas yang terkenal. Hiro sering meremehkan kakaknya karena merasa kakaknya hanya membuang-buang waktu dengan kuliah.

Hiro memahami hal bahwa kakaknya tidak mampu menghasilkan uang dan yang ia pahami sebelumnya adalah bahwa kemampuan robotik kakaknya jauh di bawah Hiro. Ternyata setelah Hiro diajak mengunjungi bengkel robotik Tadashi dan bertemu dengan teman-temannya maka muncul lah kekaguman Hiro. Dan apa yang dari dahulu ia pahami dan percayai merupakan hal yang salah. 

Akhirnya Hiro terinspirasi untuk ikut kuliah di tempat Tadashi. Dalam adegan ini juga sutradara mencoba menyampaikan bahwa apa yang kita lihat dari luar tidaklah selalu benar dan sesuai dengan kenyataan. Itulah penitngnya mengenal dan memahami sesuatu hal sebelum kita menjudgenya.

Film ini juga mencoba menyampaikan esensi bahwa ketika kita kehilangan inspirasi: Lihatlah sesuatu dari sudut pandang berbeda. “Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu coba lihat dari sudut pandang yang berbeda”. Itulah kata-kata yang sudah di translate dalam bahasa Indonesia dan merupakan kata-kata yang diucapkan Tadashi ketika Hiro kehilangan ispirasi untuk menciptakan sesuatu.

Memang salah satu syarat untuk bisa diterima kuliah di tempat Tadashi adalah melalui penawaran saat pameran robotik. Pada saat pameran, hanya karya/temuan yang luar biasa aja yang akan diberikan tiket kulaih langsung. Akhirnya setelah Hiro pindah tempat kerja yang sebelumnya di kamar kemudian pindah ke garasi rumah, setelah itu baru lah Hiro menemukan ide dan menciptakan sesuatu yang hebat yaitu Microbot.

Hal lain yang membuat saya menyukai film ini adalah mengenai esesnsi lain yang coba disampaikan sutradara dalam hal pentingnya pertemanan dan kerjasama tim

Hal ini terefleksi dalam sebuah adegan ketika kecelakaan saat pameran robotik Tadashi meninggal. Hiro merasa sangat bersalah atas kejadian tersebut. Teman-teman Tadashi yaitu GoGo, Fred, Wasabi, Honey di bengkel robotik universitas selalu ada disekitar Hiro untuk membantunya.

Bekerja sama dengan baik, mereka mengembangkan temuan masing-masing untuk melawan penjahat yang terlibat atas kematian Tadashi. Hal menarik yang dapat kita lihat mengenai bagaimana satu sama lain memberikan masukan-masukan untuk pengembangan teknologi robotik yang mereka temukan. Tentu saja otak dari semua pengembangan adalah Hiro.

Hanya dengan kerjasama tim maka Hiro bisa menangkap penjahat yang terlibat dalam kematian Tadashi karena Hiro tidak akan mampu melakukan hal itu sendiri tanpa bantuan dari yang lain.

Pesan lain yang dapat kita lihat mengenai balas dendam yang sebenarnya tidak ada gunanya. Hal ini terefleksi dalam adegan kematian Tadashi yang benar-benar membuat Hiro sedih. Hiro bertekad balas dendam. Dia mengembangkan robot Baymax menjadi robot tempur. Di suatu kesempatan saat penjahat terpojok, teman-teman Tadashi mencegah Hiro membunuh penjahat.

Akhirnya Hiro sadar jika membalas dendam bukan hal yang baik dan hal yang tidak diharapkan Tadashi saat mengembangkan Baymax. Tadashi mengembangkan Baymax semata-mata untuk membantu masyarakat untuk sehat secara social, fisik dan mental dan bukan untuk kejahatan.

Dalam film ini dapat kita ambil hikmah bahwa kasih sayang memang di atas segala-galanya. Robot Baymax yang diciptakan Tadashi ternyata memang di desain untuk melindungi penggunanya. Program yang dibuat Tadashi untuk Baymax bukan saja membantu pemiliknya tentang masalah kesehatan tapi juga memberikan dukungan psikologis.

Membantu memberikan kasih sayang seperti halnya seorang ayah kepada anaknya atau seperti seorang dokter kepada pasiennya. Dengan pikiran tersebut, akhinya Hiro pun mengembangkan Baymax menjadi lebih baik untuk bisa melayani masyarakat.

Selain itu ada hal yang menarik dalam film ini, bahwa bagaimana pengalaman 2 tokoh yang mengalami kehilangan yang sama, namun cara merespon berbeda membuat mereka berada pada dua sisi berseberangan: kebaikan dan kejahatan seperti yang dilakukan Professor dan Hiro sendiri.

Film ini juga mencoba menyampaikan bahwa penyelesaian kejahatan bukan dengan kemarahan dan balas-dendam. Dapat kita pahami bahwa seorang pahlawan yang baik sebenarnya tidak memperturutkan kemarahan dan dendamnya, seperti yang dilakukan Hiro dengan bersikap welas-asih walaupun tetap tegas dalam menyelesaikan masalah dan menangkap penjahatnya.

Di sini kita dapat belajar banyak tentang dilema moral & pergulatan emosi yang sebenarnya cukup rumit. Penjahat bukan seseorang yang memang terlahir jahat, namun bisa jadi karena memperturutkan dendam dan amarahnya. Pahlawan juga bukan karena terlahir sebagai pahlawan, tapi orang yang merespon masalah dengan benar sepanjang perjalanan hidupnya.

Pesan lain yang saya rasakan kuat dalam film ini adalah mengenai kerennya dunia sains dan robotika. menjadi geek bukan berarti hanya berteman dengan buku dan tak dapat melakukan apa-apa, namun merupakan hal yang sebenarnya keren karena para geek dapat membuat dan menginovasi benda-benda baru yang keren.

Pahlawan ditampilkan bukan hanya orang yang kuat atau memang karena ia mempunyai kemampuan supernatural, namun  bisa juga dengan cara menjadi seorang geek yang jago mencipta dan menginovasi benda-benda keren dengan kreativitas dan kecerdasannya itu sendiri.

Dan seperti perjalanan Tadashi yang menciptakan robot tambu yang super menggemaskan bernama Baymax, bahwa keberhasilan itu tak datang secara mudah dan begitu saja. Karena saat menciptakan robot Baymax, dia mengalami berulangkali kegagalan berkali-kali dan baru berhasil di usahanya yang ke 84.

Hal lain mengenai film ini adalah mengenai adegan action di film ini yang asik dan menegangkan. Meski berbentuk animasi, namun film ini mampu menghasilkan kualitas adegan dan suasana action  layaknya menonton film superhero Marvel yang telah ada sebelumnya.

Menurut saya Disney mampu menyelipkan bahan-bahan lelucon dalam setiap film mereka, karena dalam film Big Hero 6 ini saya merasa terbawa suasana setiap melihat kemunculan Baymax. Disney mampu menghadirkan visualisasi tokoh yang eye-catching sekaligus menggemaskan.

Alasan lain mengapa saya menyukai film ini adalah karena film ini memiliki esensi yang dapat kita ambil secara menyeluruh sehingga baik untuk ditonton oleh semua kalangan karena dikemas secara menarik. Saya juga suka dengan bagaimana Disney menggabungkan ciri khas tertentu kota San Fransisko dan Tokyo.

Film ini mengajarkan saya mengenai beberapa nilai-nilai positif kepahlawanan. Penyajian tokoh Hiro dalam film ini juga menyadarkan saya untuk dapat berpindah dari situasi yang sulit dan memiliki kesabaran hati untuk dapat memafkan kesalahan orang lain.

Selain itu, film ini juga menyadarkan kita bahwa ketika orang tua begitu menyayangi anaknya, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua akan melakukan hal apapun untuk melindungi anaknya, walau terkadang cara orang tua tersebut salah dan merugikan orang lain.

Film ini menyajikan kita mengenai arti persahabatan dan bagaimana seorang sahabat yang baik akan menolong sahabatnya, dan sekaligus akan menjadi kontrol sang sahabat ketika ia mulai melenceng dan melakukan kesalahan.

Saya memahami bahwa untuk menjadi superhero, kita tidak butuh mutasi gen dalam darah. Untuk menolong seseorang, kita tidak perlu jubah sakti yang bisa terbang. Dan demi melindungi orang yang kita sayang, kita tidak harus punya kekuatan super. Karena seperti halnya Baymax, skill petarung dapat dilatih, kostum canggih dapat dibuat, dan senjata maut masih dapat dibentuk.

Yang kita perlu untuk menjadi superhero adalah keinginan kuat untuk membantu. Yang kita butuh, hanya hati yang baik.

Apa yang ada dalam film ini, walaupun dikemas dalam bentuk animasi, menurut saya merupakan suatu hal yang nyata dan logis. Menurut saya Big Hero 6 merupakan hasil imajinasi dan fantasi manusia masa kini mengenai mimpinya tentang gambaran dunia 10 sampai 20 tahun ke depan.

Karena mungkin saja nanti, tidak menutup kemungkinan bahwa kota-kota maju di dunia akan menyatukan diri agar menjadi kota yang mewah dan menjadi pusat teknologi. Sekarang saja kita sudah dapat melihat bagaimana robot sudah dibuat dan dikembangkan oleh manusia di muka bumi untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan tugasnya.

Ketika robot mulai banyak bermunculan di segala penjuru dunia, tidak akan menutup kemungkinan bahwa nantinya manusia justru akan lebih akrab dan bersahabat dengan robot yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Saya mencoba mengupas hal menarik yang ada dalam film ini. Satu hal yang menjadi garis besar dalam film ini adalah mengenai sebuah hubungan. Hubungan tentang bagaimana persahabatan yang terbentuk walaupun kadang persahabatan itu tidak hanya manusia dengan manusia.

Dapat kita lihat bagaimana Disney membuat hubungan manusia dengan robot terasa begitu hangat dalam film ini. Berbicara hubungan juga akan berbicara kehilangan, dan upaya apa yang kadang dilakukan untuk memperbaiki hal-hal yang tidak dapat diperbaiki.

Semua film pasti memiliki sisi lemah. Dan menurut saya film ini pun tidak luput dari segi kekurangan. Seperti halnya mengenai plot yang mudah ditebak atau mengenai penjelasan tokoh yang kurang divisualisasikan secara sempurna.

Terlepas dari itu, yang dapat saya simpulkan adalah,

...

“Try looking at things from a different angle,”  said whenever Hiro is trying to find a solution for his problems.

...


Well, I do.


Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar