Saya yakin untuk
sebagian besar kalangan, kalimat di atas terasa tidak asing untuk dibaca. Yap,
Siapa yang tidak kenal dengan tokoh di bawah ini?
Booming setelah dirilis pada 7 November 2014, Film “Big Hero 6” adalah film 3D superhero animasi komputer yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios, berdasarkan dari tim superhero Marvel Comics dengan nama yang sama. Film yang disutradarai oleh Don Hall dan Chris Williams ini menjadi film animasi yang ke-54 di Walt Disney Animated Classics Series.
Meski didasarkan pada
komik Marvel yang berjudul sama, namun banyak perubahan seperti nama, latar
lokasi, asal etnis karakternya, latar belakang cerita, dan sedikit alur
ceritanya. Dua karakter penting dari komik Big Hero 6, Silver Samurai dan
Sunfire tidak masuk ke dalam film Big Hero 6 ini. Sebab, 20th Century Fox telah
mengambil mereka untuk afiliasi dalam X-Men.
Penjelasan di atas
mencoba menjawab sebagian dari pertanyaan nomor 1 dalam tugas sosiologi
antropologi saya. Karena tuturan di atas merupakan profil singkat mengenai
salah satu film yang saya sukai.
Mengambil tempat yang
merupakan kombinasi antara San Fransisco dan Tokyo lalu dinamakan San
Fransokyo, “Big Hero 6” bercerita mengenai kisah tokoh utama bernama Hiro
Hamada dan robot penyembuh bernama Baymax.
Big Hero 6 bercerita tentang seorang anak bernama Hiro Hamada yang sangat terobsesi dengan dunia robot. Hiro adalah anak cerdas yang mampu menyelesaikan sekolahnya lebih cepat dari usia yang seharusnya. Ia merupakan bocah jenius yang lulus SMA pada usia 14 tahun. Dia menyalurkan keahlian robotiknya di arena adu robot yang illegal dan awalnya melecehkan dunia perkuliahan yang dijalani kakaknya (Tadashi).
Tapi pandangan Hiro
berubah setelah Tadashi membawanya ke lab kampus dan berkenalan dengan
teman-teman kakaknya yang sedang melakukan aneka percobaan menakjubkan tentang
pemanfaan sains dan teknologi.
Tadashi memperkenalkan
Baymax, inflatable robot karyanya, yang berfungsi seperti suster cerdas yang
melayani kesehatan pasiennya. Apalagi di lab itu Hiro bertemu dengan Prof
Callaghan, kepala lab yang sangat dihormati di dunia robotik karena
karya-karyanya.
Agar bisa diterima
menjadi mahasiswa, Hiro mengikuti turnamen karya dengan menciptakan mikrobot
yang dikontrol secara mental, yang dapat menyatu menjadi bentuk-bentuk seperti
yang dibayangkan pikiran. Penemuan ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol
robot melalui pikiran dan imajinasi yang ada dalam diri mereka.
Ironisnya, setelah Hiro
berhasil menemukan teknologi terobosan baru dan mempresentasikannya, gedung
tempat pameran berlangsung mengalami kebakaran. Tadashi yang mencoba
menyelamatkan Profesor Callaghan yang masih berada di dalam, tewas seketika.
Tragedi kematian kakaknya membuat Hiro patah semangat.
Kesedihan mendalam
dialami oleh Hiro. hingga kemudian ia menenmukan robot sang kakak, Baymax dan
berujung pada petualangan mengejar penjahat misterius. Baymax merupakan robot
menggemaskan bertubuh tambun.
Baymax memiliki
kemampuan untuk merawat orang sakit dengan teknologi canggih. Tiap kali
mendengar orang berteriak 'Aw', Baymax dengan otomatis akan memeriksa orang
tersebut. Robot ini telah diprogram dengan karakter yang santun.
Suatu hari, Hiro tidak
sengaja mengaktifkan Baymax, secara bersamaan dia menemukan 1 microbot di saku
jaketnya, microbot itu membawa mereka berdua ke satu rumah gudang yang sudah
ditinggalkan.
Di tempat tersebut,
Hiro menemukan bahwa seseorang telah menggandakan microbots ciptaannya dalam
jumlah yang sangat banyak. Kemudian, dia diserang oleh orang bertopeng yang
mengendalikan microbots ciptaannya. Hiro dan Baymax mampu meloloskan diri, dan
pergi ke kantor polisi.
Ia mencoba melapor,
namun ia tidak dapat meyakinkan polisi
tentang dirinya yang diserang oleh orang bertopeng, lalu akhirnya ia memutuskan
untuk menangkap orang bertopeng itu sendiri. Dan ternyata, Baymax memiliki
potensi lebih dari yang diperkirakan. Mulai saat itu pulalah Hiro bereksperimen
dengan Baymax.
Dia memperbaharui
Baymax dengan armor ciptaannya, dan memasangkan Baymax chip petarung. Dari
sinilah petualangan Hiro dan Baymax dimulai untuk menemukan pria yang memakai
topeng kabuki yang ia curigai dalang di balik terbunuhnya Tadashi sang kakak.
Hiro akhirnya membentuk
tim yang bernama Big Hero 6 yang terdiri dari Wasabi, Honey Lemon, GoGo Tomago,
Fred, Baymax dan dirinya sendiri. Setelah itu, petualangan pun dimulai.
Dibalik cerita
mengharukan ini, terdapat fakta menarik mengenai tokoh Baymax yang sangat
fenomenal dalam fim ini. Dan salah satu fakta ini membuat saya lebih tertarik
dengan film ini. Yaitu bahwa Baymax si
robot tiup yang dibuat dari vinyl dan dirancang untuk nyaman dipeluk itu
terinspirasi dari soft robotics yang diteliti di Universitas Carnegie Mellon.
Dan rancangan wajah Baymax sendiri terinspirasi berdasarkan lonceng Jepang
bernama Suzu.
Walaupun termasuk film
anak-anak, Big Hero 6 ini tetap menarik untuk ditonton orang dewasa. Saya
sangat menikmati menonton aksi Hiro, Baymax dan teman-temannya sejak awal
hingga akhir. Unsur hiburannya kuat. Alur cerita film-nya cukup kompleks dan
menggugah emosi, menceritakan tentang kehidupan dunia remaja dengan
tantangan-tantangan eksistensialnya. Juga mengenai berbagai dilema moral yang
dikemas secara indah.
Hal pertama yang
membuat saya menyukai Big Hero 6 sejak menit pertama adalah kualitas
animasinya. Detail eksekusi yang menurut saya sangat keren, tokoh-tokohnya
terlihat sangat realistis dalam gerakannya, setting tempat dan pencahayaannya
terlihat dikerjakan dengan sangat serius.
Hal kedua yang menarik
adalah mengenai Alur ceritanya. Sejak awal ditampilkan dengan alur cerita maju
mundur, di dalam cerita ini juga penuh
dengan kejutan namun tetap dengan nuansa humor yang sangat kental. Gaya
bercerita ini terus berjalan sepanjang film dan membuatnya bisa dinikmati oleh
penonton dengan rentang usia yang sangat lebar, mulai anak-anak hingga orang
dewasa.
Hal ketiga yang menarik
untuk saya mengenai pesan moral cerita yang dibawakan dengan cara indah dan
tersirat, tidak dibangun melalui percakapan tetapi melalui setting cerita. Ada
beberapa dilema moral yang sebenarnya berat tapi menurut saya tetap dibawakan
dengan cara ringan tanpa kehilangan esensinya. Pesan moral dalam film ini
relevan dalam dunia nyata, untuk anak-anak, remaja bahkan dewasa.
Film ini menceritakan
bagaimana kehidupan remaja yang membutuhkan tantangan yang sehat dan bagaimana
Tadashi “mengajari” adiknya secara baik dengan metode yang berbeda. Juga bagaimana
Hiro menghadapi kesedihan saat kehilangan orang yang ia cintai. Dalam film ini
juga dikisahkan bagaimana kejahatan bisa berasal dari kesedihan, sakit hati,
dan dendam.
Film ini menyampaikan
mengenai pentingnya pendidikan. Dapat kita lihat ketika Hiro mengalami masalah
dan dibantu oleh kakaknya, Tadashi. Sang kakak kuliah di sebuah universitas
yang terkenal. Hiro sering meremehkan kakaknya karena merasa kakaknya hanya
membuang-buang waktu dengan kuliah.
Hiro memahami hal bahwa
kakaknya tidak mampu menghasilkan uang dan yang ia pahami sebelumnya adalah
bahwa kemampuan robotik kakaknya jauh di bawah Hiro. Ternyata setelah Hiro
diajak mengunjungi bengkel robotik Tadashi dan bertemu dengan teman-temannya
maka muncul lah kekaguman Hiro. Dan apa yang dari dahulu ia pahami dan percayai
merupakan hal yang salah.
Akhirnya Hiro terinspirasi untuk ikut kuliah di
tempat Tadashi. Dalam adegan ini juga sutradara mencoba menyampaikan bahwa apa
yang kita lihat dari luar tidaklah selalu benar dan sesuai dengan kenyataan.
Itulah penitngnya mengenal dan memahami sesuatu hal sebelum kita menjudgenya.
Film ini juga mencoba
menyampaikan esensi bahwa ketika kita kehilangan inspirasi: Lihatlah sesuatu
dari sudut pandang berbeda. “Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu coba lihat
dari sudut pandang yang berbeda”. Itulah kata-kata yang sudah di translate
dalam bahasa Indonesia dan merupakan kata-kata yang diucapkan Tadashi ketika
Hiro kehilangan ispirasi untuk menciptakan sesuatu.
Memang salah satu
syarat untuk bisa diterima kuliah di tempat Tadashi adalah melalui penawaran
saat pameran robotik. Pada saat pameran, hanya karya/temuan yang luar biasa aja
yang akan diberikan tiket kulaih langsung. Akhirnya setelah Hiro pindah tempat
kerja yang sebelumnya di kamar kemudian pindah ke garasi rumah, setelah itu
baru lah Hiro menemukan ide dan menciptakan sesuatu yang hebat yaitu Microbot.
Hal lain yang membuat
saya menyukai film ini adalah mengenai esesnsi lain yang coba disampaikan
sutradara dalam hal pentingnya pertemanan dan kerjasama tim
Hal ini terefleksi
dalam sebuah adegan ketika kecelakaan saat pameran robotik Tadashi meninggal.
Hiro merasa sangat bersalah atas kejadian tersebut. Teman-teman Tadashi yaitu
GoGo, Fred, Wasabi, Honey di bengkel robotik universitas selalu ada disekitar
Hiro untuk membantunya.
Bekerja sama dengan
baik, mereka mengembangkan temuan masing-masing untuk melawan penjahat yang
terlibat atas kematian Tadashi. Hal menarik yang dapat kita lihat mengenai
bagaimana satu sama lain memberikan masukan-masukan untuk pengembangan
teknologi robotik yang mereka temukan. Tentu saja otak dari semua pengembangan
adalah Hiro.
Hanya dengan kerjasama
tim maka Hiro bisa menangkap penjahat yang terlibat dalam kematian Tadashi
karena Hiro tidak akan mampu melakukan hal itu sendiri tanpa bantuan dari yang
lain.
Pesan lain yang dapat
kita lihat mengenai balas dendam yang sebenarnya tidak ada gunanya. Hal ini terefleksi
dalam adegan kematian Tadashi yang benar-benar membuat Hiro sedih. Hiro
bertekad balas dendam. Dia mengembangkan robot Baymax menjadi robot tempur. Di
suatu kesempatan saat penjahat terpojok, teman-teman Tadashi mencegah Hiro
membunuh penjahat.
Akhirnya Hiro sadar
jika membalas dendam bukan hal yang baik dan hal yang tidak diharapkan Tadashi
saat mengembangkan Baymax. Tadashi mengembangkan Baymax semata-mata untuk
membantu masyarakat untuk sehat secara social, fisik dan mental dan bukan untuk
kejahatan.
Dalam film ini dapat
kita ambil hikmah bahwa kasih sayang memang di atas segala-galanya. Robot
Baymax yang diciptakan Tadashi ternyata memang di desain untuk melindungi
penggunanya. Program yang dibuat Tadashi untuk Baymax bukan saja membantu
pemiliknya tentang masalah kesehatan tapi juga memberikan dukungan psikologis.
Membantu memberikan
kasih sayang seperti halnya seorang ayah kepada anaknya atau seperti seorang
dokter kepada pasiennya. Dengan pikiran tersebut, akhinya Hiro pun mengembangkan
Baymax menjadi lebih baik untuk bisa melayani masyarakat.
Selain itu ada hal yang
menarik dalam film ini, bahwa bagaimana pengalaman 2 tokoh yang mengalami
kehilangan yang sama, namun cara merespon berbeda membuat mereka berada pada
dua sisi berseberangan: kebaikan dan kejahatan seperti yang dilakukan Professor
dan Hiro sendiri.
Film ini juga mencoba
menyampaikan bahwa penyelesaian kejahatan bukan dengan kemarahan dan
balas-dendam. Dapat kita pahami bahwa seorang pahlawan yang baik sebenarnya
tidak memperturutkan kemarahan dan dendamnya, seperti yang dilakukan Hiro
dengan bersikap welas-asih walaupun tetap tegas dalam menyelesaikan masalah dan
menangkap penjahatnya.
Di sini kita dapat
belajar banyak tentang dilema moral & pergulatan emosi yang sebenarnya
cukup rumit. Penjahat bukan seseorang yang memang terlahir jahat, namun bisa
jadi karena memperturutkan dendam dan amarahnya. Pahlawan juga bukan karena
terlahir sebagai pahlawan, tapi orang yang merespon masalah dengan benar
sepanjang perjalanan hidupnya.
Pesan lain yang saya
rasakan kuat dalam film ini adalah mengenai kerennya dunia sains dan robotika.
menjadi geek bukan berarti hanya berteman dengan buku dan tak dapat melakukan
apa-apa, namun merupakan hal yang sebenarnya keren karena para geek dapat
membuat dan menginovasi benda-benda baru yang keren.
Pahlawan ditampilkan
bukan hanya orang yang kuat atau memang karena ia mempunyai kemampuan
supernatural, namun bisa juga dengan
cara menjadi seorang geek yang jago mencipta dan menginovasi benda-benda keren
dengan kreativitas dan kecerdasannya itu sendiri.
Dan seperti perjalanan
Tadashi yang menciptakan robot tambu yang super menggemaskan bernama Baymax,
bahwa keberhasilan itu tak datang secara mudah dan begitu saja. Karena saat
menciptakan robot Baymax, dia mengalami berulangkali kegagalan berkali-kali dan
baru berhasil di usahanya yang ke 84.
Hal lain mengenai film
ini adalah mengenai adegan action di film ini yang asik dan menegangkan. Meski
berbentuk animasi, namun film ini mampu menghasilkan kualitas adegan dan
suasana action layaknya menonton film
superhero Marvel yang telah ada sebelumnya.
Menurut saya Disney
mampu menyelipkan bahan-bahan lelucon dalam setiap film mereka, karena dalam
film Big Hero 6 ini saya merasa terbawa suasana setiap melihat kemunculan
Baymax. Disney mampu menghadirkan visualisasi tokoh yang eye-catching sekaligus
menggemaskan.
Alasan lain mengapa
saya menyukai film ini adalah karena film ini memiliki esensi yang dapat kita
ambil secara menyeluruh sehingga baik untuk ditonton oleh semua kalangan karena
dikemas secara menarik. Saya juga suka dengan bagaimana Disney menggabungkan
ciri khas tertentu kota San Fransisko dan Tokyo.
Film ini mengajarkan
saya mengenai beberapa nilai-nilai positif kepahlawanan. Penyajian tokoh Hiro
dalam film ini juga menyadarkan saya untuk dapat berpindah dari situasi yang
sulit dan memiliki kesabaran hati untuk dapat memafkan kesalahan orang lain.
Selain itu, film ini
juga menyadarkan kita bahwa ketika orang tua begitu menyayangi anaknya, hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua akan melakukan hal apapun untuk
melindungi anaknya, walau terkadang cara orang tua tersebut salah dan merugikan
orang lain.
Film ini menyajikan
kita mengenai arti persahabatan dan bagaimana seorang sahabat yang baik akan
menolong sahabatnya, dan sekaligus akan menjadi kontrol sang sahabat ketika ia
mulai melenceng dan melakukan kesalahan.
Saya memahami bahwa
untuk menjadi superhero, kita tidak butuh mutasi gen dalam darah. Untuk
menolong seseorang, kita tidak perlu jubah sakti yang bisa terbang. Dan demi
melindungi orang yang kita sayang, kita tidak harus punya kekuatan super.
Karena seperti halnya Baymax, skill petarung dapat dilatih, kostum canggih
dapat dibuat, dan senjata maut masih dapat dibentuk.
Yang kita perlu untuk
menjadi superhero adalah keinginan kuat untuk membantu. Yang kita butuh, hanya
hati yang baik.
Apa yang ada dalam film
ini, walaupun dikemas dalam bentuk animasi, menurut saya merupakan suatu hal
yang nyata dan logis. Menurut saya Big Hero 6 merupakan hasil imajinasi dan
fantasi manusia masa kini mengenai mimpinya tentang gambaran dunia 10 sampai 20
tahun ke depan.
Karena mungkin saja
nanti, tidak menutup kemungkinan bahwa kota-kota maju di dunia akan menyatukan
diri agar menjadi kota yang mewah dan menjadi pusat teknologi. Sekarang saja
kita sudah dapat melihat bagaimana robot sudah dibuat dan dikembangkan oleh
manusia di muka bumi untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan tugasnya.
Ketika robot mulai
banyak bermunculan di segala penjuru dunia, tidak akan menutup kemungkinan
bahwa nantinya manusia justru akan lebih akrab dan bersahabat dengan robot yang
ada di lingkungan sekitar mereka.
Saya mencoba mengupas
hal menarik yang ada dalam film ini. Satu hal yang menjadi garis besar dalam
film ini adalah mengenai sebuah hubungan. Hubungan tentang bagaimana
persahabatan yang terbentuk walaupun kadang persahabatan itu tidak hanya
manusia dengan manusia.
Dapat kita lihat
bagaimana Disney membuat hubungan manusia dengan robot terasa begitu hangat
dalam film ini. Berbicara hubungan juga akan berbicara kehilangan, dan upaya
apa yang kadang dilakukan untuk memperbaiki hal-hal yang tidak dapat
diperbaiki.
Semua film pasti
memiliki sisi lemah. Dan menurut saya film ini pun tidak luput dari segi
kekurangan. Seperti halnya mengenai plot yang mudah ditebak atau mengenai
penjelasan tokoh yang kurang divisualisasikan secara sempurna.
Terlepas dari itu, yang
dapat saya simpulkan adalah,
...
“Try looking at things
from a different angle,” said whenever
Hiro is trying to find a solution for his problems.
...
Well, I do.
Terima kasih sudah
membaca. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar