Pages

Senin, 14 Desember 2015

Turn on your computer, wait impatiently as it connects, go online then, hmm You've Got Mail !

Sumber foto: www.gstatic.com

Ada yang pernah berkata, film merupakan salah satu media untuk mengajarkan kita banyak hal.

Ada lagi yang pernah berkata, sebuah film dapat dijadikan suatu momen untuk merefleksi diri.

We reflect.

Kita, seringkali merefleksikan segala sesuatu yang kita lihat-temukan-rasakan di film-film yang kita tonton, dan melihat hal apa saja yang mungkin bisa kita pelajari.

So here I am and here it is.

Tugas sosiologi-antropologi kali ini, membuat saya kembali merefleksi.

Judul film yang cenderung bergenre romansa ini adalah “You’ve Got Mail”

Film keluaran tahun 90an ini menceritakan mengenai dua orang perempuan dan laki-laki yang berteman dalam dunia maya dengan mail. Keduanya saling bertukar kisah, pengalaman, dan juga apa yang mereka pikirkan, namun sayangnya mereka tak saling mengenal. Lambat laun, keduanya saling jatuh cinta lewat setiap mail yang  masing-masing dari mereka kirimkan.

Tapi, bukannya  jatuh cinta pada orang yang sosok sebenarnya tidak kita ketahui siapa itu menganehkan?

Cerita selanjutnya, takdir mempertemukan mereka di dunia nyata. Sayangnya, pertemuan itu bukanlah pertemuan yang menyenangkan. Keduanya bertemu sebagai orang yang bersaing dalam bisnis penjualan buku yang akhirnya melibatkan mereka dalam sebuah situasi perang.

Dampaknya? Tentu saja mereka saling bermusuhan di dunia nyata. Lucunya, dalam momen yang sama, mereka juga saling mengagumi di dunia maya.

Ada lagi yang pernah berkata, film adalah karya yang dapat menunjukkan masanya.

Jika dilihat lebih lanjut, kita dapat memahami bahwa film dengan segala setting, alur, dan tokohnya dapat memberi kita informasi seperti apa masa lalu, lebih jelasnya seperti apa masa saat film itu dibuat.

Kembali lagi merefleksi, film lama membuat kita bercermin: bagaimana dulu, dan bagaimana sekarang.

Era tahun 90an, meski belum secanggih sekarang, internet tentu saja sudah ada dan eksis di Negara adidaya, Amerika.

Dengan menonton film ini, kita menjadi sedikit mengerti bahwa faktanya teknologi internet mampu mengubah gaya interaksi manusia, termasuk dalam hal yang sangat menyentuh dan memakai perasaan, yaitu cinta.

Banyak kejadian di dunia nyata yang bisa saya ceritakan. Seperti pada saat kita jatuh cinta pada orang-orang yang kita kenal secara nyata, yang mampu kita lihat lekuk wajahnya, kita dengar seperti apa suaranya, dan kita dapat kagum lalu tersentuh oleh berbagai perilaku yang dilakukannya.

Namun ternyata, kini kita juga bisa jatuh cinta melalui banyak kata-kata yang dituliskan seseorang. Tanpa terlebih dahulu kita mengenal siapa sosok yang menulis tulisan tersebut, seperti apa lekuk wajahnya, seperti apa perilakunya, kita juga cenderung tidak tahu jenis suaranya, lalu apakah latar belakangnya.

Inilah yang terjadi dalam berbagai adegan yang ada dalam film “You’ve Got Mail” yang coba dijelaskan oleh sutradara sebagai bentuk visualisasi hasil imajinasi masa awal internet berkembang di dunia.

Kini, dapat kita lihat apa yang terjadi di dunia setelah internet berkembang dengan pesat. Ada sekian banyak pasangan yang akhirnya menikah karena bertemu di dunia yang tak nyata, dunia maya. Saat ini, mail bukan lagi merupakan satu-satunya media komunikasi yang bisa kita gunakan di internet.

Kita kini dapat mengenal berbagai situs dan juga media sosial yang memudahkan kita dalam berbagi dan menyebarkan informasi lebih mengenai diri kita.

Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada dalam film ini, ada hal yang saya kagumi juga dapat digaris bawahi dari film ini, yaitu mengenai fenomena interaksi yang dilakukan manusia di awal perkembangan teknologi yang merupakan hasil imajinasi di masanya, dan mampu di visualisasikan penulis naskah dalam film “You’ve Got Mail”.