Senin, 17 Desember 2012
Kutipan ini udah lama ada sebenernya. Dari jaman kelas 8 SMP. Tapi.. saya baru ngerasainnya sekarang, hehe.
"Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh mulai dari kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian."
-Raditya Dika, Marmut Merah Jambu
Sabtu, 01 Desember 2012
Itu berkaitan dengan harga diri. Ya, itu benar. Seseorang memang harus menghadapimu dengan martabat dan harga diri supaya kamu tidak menganggapnya sampah. Apalagi mencintai dan dicintai adalah masalah bagiku. Karena apa pun yang kau dapat, harus selalu kau bayar.
Dunia ini persis pasar, ya kan?
Apa pun itu, harus ada transaksi yang jelas. Kalau tidak, kamu akan jadi pencuri. Dan hukuman bagi pencuri itu sudah jelas. Jika ada empat orang saksi, kamu sudah pantas tidak memiliki tangan lagi. Tapi sampai saat ini aku belum juga pantas untuk seseorang yang telah mencuri kepolosan hati.
Setelah bertemu denganmu, aku tidak polos lagi, tapi aku tidak bisa menuduhmu mencuri. Tidak ada bukti. Tidak ada saksi. Hanya Tuhan saja yang tahu bagaimana kamu menarik hatiku hingga aku tidak memilikinya lagi.
Kau curi, aku malah jadi lebih manusiawi. Jika kau tahu, sesungguhnya aku sedang membangun mimpi mengenai suatu negeri ketika kamu datang...
Dikutip dari soal ulangan harian ke-2 Bahasa Indonesia
Sabtu, 1 Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)